Bandung, koranpelita.net
Dalam rangka penguatan materi Rancangan Peraturan Daerah (ranperda) Tentang Penyelenggaraan Pangan, Panitia Khusus (Pansus) II DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menyambangi Dinas Ketahanan Pangan Dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat (Jabar).
Rombongan Pansus II DPRD Kalsel dipimpin H Jahrian, beserta mitra kerjanya diterima Plt Kepala Bidang Ketersediaan Dan Distribusi DKPP Jabar Ir. Nenny Fasyaini, beserta jajaran, di ruang rapat Gedung DKPP Jabar, Jalan Kawaluyaan Indah Raya Bandung.
Ir. Nenny Fasyaini, beserta jajarannya sangat mengapresiasi kunjungan kerja Pansus II DPRD Kalsel.
Dia berharap, melalui paparan program ketahanan pangan yang disampaikan bisa diterapkan dan disesuaikan dengan kondisi di Kalsel.
Disela kegiatan, HJahrian, menyatakan dirinya sangat terkesan atas penerimaan dari DKPP Jabar. Terlebih saat mendengarkan paparan program maupun peraturan terkait ketahanan pangan dirasa hampir mirip dengan isi materi ranperda yang sedang digodok oleh Pansus II.
“Penjabaran rincian yang disampaikan oleh beliau (Ibu Nenny) tentang peraturan ketahanan pangan hampir mirip dengan Kalsel. Jadi nanti kita tinggal tambahan sedikit-sedikit saja lagi,” sebutnya.
Sebagai imbal balik, Nasdem dapil III ini juga memberikan saran kepada DKPP Jabar agar menggalakkan pemanfaatan lahan pekarangan rumah tangga dalam rangka penguatan ketahanan pangan keluarga.
“Pekarangan juga sangat penting dimanfaatkan untuk ketahanan pangan, seperti di Kalsel, kita juga merencanakan demikian,” kata dia.
Tak hanya itu, H. Jahrian juga menghendaki regulasi terkait ketahanan pangan bisa memberikan perlindungan kepada produsen penghasil pertanian, tidak hanya menekankan pada perlindungan konsumen. Jadi keduanya bisa sinergis.
“Jangan kita hanya menekankan pada perlindungan konsumen, kita juga menekankan pada perlindungan produsen”, harapnya.
Terakhir, ujarnya, untuk membangun ketahanan pangan yang berkelanjutan, ke depan, dirinya akan mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi Kalsel, agar memberikan tambahan pelajaran ekstra kulikuler bagi para pelajar mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Semisal, seperti pelajaran bagaimana cara menanam padi maupun tanaman pangan lainnya. Sehingga diharapkan generasi mendatang memahami proses tanam padi hingga jadi beras.
“Minimal mereka diberikan 1 jam pelajaran ekstra kulikuler untuk cara menanam padi yang baik, pungkas H Jahrian.(hms/pk)