Banjarbaru, koranpelita.net
Setelah sekian lama tarik ulur, akhirnya Jembatan penghubung antar daratan, Batulicin-Kotabaru, bakal segera terwujud.
Gerak cepat pembangunan untuk kepentingan warga Banua (sebutan daerah Kalsel) akan terus dilakukan oleh Gubernur Kalsel H Muhidin.
Gubernur H. Muhidin bersama Menteri Lingkungan Hidup (LH) RI, Hanif Faisol Nurofiq melakukan peninjauan kawasan pembangunan proyek Jembatan Pulau Laut di Tanjung Serdang Desa Salino, Kecamatan Pulau Laut Tengah, Kotabaru Rabu (1/1/2025) pagi.
Peninjauan infrastruktur strategis jembatan sepanjang 3,75 kilometer antara Kabupaten Tanah Bumbu- Kotabaru itu diusulkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
Dalam peninjauan itu H Muhidin didampingi Sekdaprov Roy Rizali Anwar beserta jajaran pejabat Eselon II, Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan Isharwamto, Kadishub Kalsel, Fitri Hernadi, Kepala Bapenda, Subhan Nor Yaumil, Kadisbunnak Kalsel, Suparmi dan Plt. Kadis PUPR Kalsel, M Yasin Toyib, Kadis LH Hanifah Dwi Nirwana dan Kadishut Fathimatuzzahra.
“Hari ini kita mengontrol atau meninjau Jembatan Pulau Laut antara Batulicin-Kotabaru. Dan hari ini masih dikerjakan, tetapi sebenarnya sudah habis waktu, maka denda hingga harus selesai sampai 50 hari. Semoga, tahun depan bisa segera tuntas dilaksanakan cepat,” kata Gubernur Kalsel, H. Muhidin di lokasi
Tahap awal ini lanjut H Muhidin, dilakukan pengerjaan pembangunan pondasi sekitar 350 meter dan sebelumnya sudah selesai 400 meter, sehingga total 750 meter yang sudah dibangun.
H Muhidin berharap pengerjaan jembatan ini tidak ada hambatan dalam pembangunannya.
“Saya berharap ini bisa cepat selesai. Target 3 tahun jembatan Pulau Laut sudah bisa dinikmati masyarakat Kalsel,” pungkasnya.
Sementara itu, Menteri LH RI, Hanif Faisal Nurofiq menegaskan bahwa, jembatan Pulau Laut ini sangat penting digarap untuk masyarakat Kalimantan Selatan, bahkan regional di pulau Kalimantan, karena menurutnya ini menjadi pintu masuk- keluarnya lintas perdagangan ke depannya.
“Kalau sungai di Banjarmasin itu telah terlaporkan bahwa sendimentasi hampir 400 meter kubik/harinya. Dan dikerjakan Pemerintah Provinsi Kalsel melalui PT Ambapers itu hanya mampu 100 ton per hari, jadi masih tersisa 300 ton per meter kubiknya,” terang Hanif.
Lalu, pendangkalan Sungai Barito itu menjadi masalah dalam perairan di pelabuhan Banjarmasin. Sedangkan pemulihannya relatif lama, sehingga diperlukan jembatan Pulau Laut ini disegerakan.
Menurut Hanif, Jembatan Pulau Laut sebagai alternatif dalam meningkatkan sektor perekonomian warga Kalsel. Sebab, kedalaman air di pulau ini sangat mampu menampung sejumlah kapal-kapal industri.
“Kita bisa membayangkan, kalau ini jadi Jembatan Pulau Laut maka pintu masuk dan keluarnya terjadi di sini. Dan Pemprov Kalsel telah mendesain sedemikian rupa, tinggal eksekusi saja lagi,” tendas Hanif.
Plt Kadis PUPR Kalsel, M Yasin Toyib menjelaskan, bahwa pembiayaan pengerjaan proyek Jembatan Pulau Laut ini akan diambil alih oleh Pemerintah Pusat.
Sebab, telah diusulkan menjadi PSN. Tahun 2024 ini telah dianggarkan 200 Milyar dari sisi Batulicin, kemudian sisi Kotabaru sekitar 300 Milyar.
“Tahun 2025, telah kita anggarkan 300 milyar sisi Batulicin dan 450 milyar sisi Kotabaru, jadi total 1,2 triliun. Sementara diperlukan 5.9 Triliun, sehingga kita perlu sekitar 4,7 Triliun,” ungkap Yasin Toyib.
Sebenarnya lanjut Yasin, dengan target penyelesaian infrastruktur pembangunan Jembatan Pulau Laut ini dapat dikerjakan dua tahun. Namun karena pembiayaan yang cukup besar tad, maka menjadi pertimbangan hingga tiga tahun.
“Insya Allah, 2029 akan selesai dan dapat dinikmati masyarakat. Tentunya kawasan ini akan menjadi pelabuhan besar nantinya,” tandas pria yang pernah menjabat sebagai Kabid Bina Marga PUPR ini. (pik)